TRAGIS! PEMERINTAH DAERAH TIDAK MENGADAKAN UPACARA SAKRAL MANUSUK SIMA KOMUNITAS DI KABUPATEN NGANJUK ADAKAN UPACARA MENGGUNAKAN BIAYA SENDIRI.


Nganjuk LN.99.Upacra sakral Manusuk Sima sebagai tanda cikal bakal berdirinya Nganjuk, pada tahun ini genap berusia 1087 tahun.
Komunitas kota sejuk atau kota angin bersama komunitas pecinta sejarah dan trah atau keturunan Bupati Nganjuk mengadakan upacara tersebut dengan mandiri tanpa campur  tangan pemerintah Kabupaten Nganjuk.Kegiatan yang sakral tersebut dibiayai secara mandiri oleh kelompok ini sendiri. 

Kegiatan budaya atau acara yang digelar di area Candi Lor desa Candirejo Kecamatan Loceret Kabupaten Nganjuk Jawa Timur ini menyita perhatian ribuan pasang mata.Sehingga acara tersebut sebagai pengingat kepada kita bahwa cikal bakal Kabupten Nganjuk bisa dilihat dari prosesi upacara Manusuk Sima tersebut. 
Prosesi upacara itu sendiri di kemas apik layaknya pawai atau gelar budaya yang melibatkan ratusan peserta dengan mengenakan pakaian adat layaknya di masa kerajaan. Acara diawali deretan para punggawa kerajaan lengkap dengan panji panji kebesaran yang disusul  oleh Raja dan permaisuri. Dalam barisan gelar budaya tersebut dibelakang para Raja dan Permaisuri nampak para prajurit yang lengkap dengan baju kebesaran serta senjata yang berlaku saat itu. Barisan arak arakan tidak berhenti disitu, namun di deretan selanjutnya nampak para tokoh yang juga menambah khidmatnya acara. Barisan gelar budaya dengan semangat menuju altar Candi Lor guna rangkaian acara selanjutnya  upacantriknya yang dilanjutkan dengan pembacaan dan memanjatkan do'a do'a yang diakhiri dengan simbolis menghunus keris yang dilakukan oleh Raja sebagai tanda sapata atau janji. 

Gelaran Budaya atau Rangkaian Kegiatan upacara Manusuk Sima kali ini bertepatan dengan suasana lebaran untuk itu pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk tidak mengadakan acara tersebut " Kegiatan upacara adat tahun ini bertepatan dengan idul fitri, untuk itu Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk tidak mengadakan upacara manusuk Sima.Kita juga harus bisa hidup berdampingan dengan saling menghormati.Namun demikian kita sebagai komunitas pecinta budaya,kita tetap melaksanakan Tradisi atau adad ini, sebagai bentuk peringatan atau penghormatan kepada para keluhur yang telah meletakan  pondasi atau cikal bakal berdirinya Nganjuk kala itu meskipun kitamenggunakan dana pribadi tanpa bantuan pemerintah daerah Kabupaten Nganjuk."jelas Sukadi Ketua panitia  kepada media LN. 99 biro Nganjuk. 
Ketidak pedulian Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk terhadap gelaran budaya atau upacara adad tersebut membuat sebagian  pecinta budaya Nganjuk kecewa, " Dengan tidak dilaksanakanya upacara Manusuk Sima oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Nganjuk membuat kami kecewa, karena upacara ini merupakan cikal bakal  Kabupaten Nganjuk. Sehingga seharusnya dalam rangka hari jadi kabupaten Nganjuk ke 1087 ini upacara ini tetap dilaksanakan. Seharusnya para pimpinan yang ada Di Kabupaten Nganjuk melihat  atau menengok sejarah yang sudah tertulis di jayastamba. Karena di jayastamba inilah Cikal bakal Kadipaten Nganjuk tertulis"ulas Yuli Kuntadi trah/keturunan ke 5 Raden Tumenggung Broto Dikromo. 

Besar harapan para pecinta budaya Nganjuk, bahwa pemeintah Kabupaten Nganjuk harus peduli terhadap budaya terlebih pada momen hari jadi, karena inti dari rangkaian kegiatan hari jadi kabupaten Nganjuk ada di upacara Manusuk Sima. (Emy).