Pacitan LN. 99.Serangan wabah atau kejadian luar biasa(KLB) terkait adanya bakteri leptospirosis yang terjadi di wilayah kabupaten Pacitan sangat mengundang perhatian berbagai kalangan.
Bahkan dinas kesehatan kabupaten Pacitan tidak luput mendapat sorotan berbagai pihak termasuk Bupati Pacitan dan kalangan DPRD. Namun demikian hal ini tidak bisa hanya dialamatkan kepada satu OPD saja, karena penanganannya harus melibatkan berbagai organisasi perangkat daerah(OPD). Baik itu Dinas Kesehatan, Dinas Lingkungan Hidup Dinas PUPR, Dinas Ketahanan Pangan Dan Pertanian serta organisasi yang lain termasuk kesadaran masyarakat secara pro aktif.
Sehingga ketika semua masyarakat dan pemerintah bergandeng tangan secara erat dan terus menerus maka hal itu akan lebih mudah dalam menangani kejadian ini"Dinas Kesehatan memang mempunyai dan memikul tanggung jawab besar dalam penanganan Kesehatan masyarakat, apalagi saat ini Kabupaten Pacitan menjadi salah satu daerah dengan kasus leptospirosis yang tinggi. Kami akui memang kejadian ini datangnya secara serentak di wilayah Kabupaten Pacitan yang disebabkan oleh bakteri yang dibawa oleh hama tikus. Sehingga hal ini sangat kompleks sekali penangananya . Untuk itu kami berharap masyarakat selalu meningkatkan PHBS (pola hidup bersih dan sehat) , sehingga pencegahan secara dini dapat dilakukan. Karena hal ini juga bersamaan dengan datangnya hujan dengan intensitas tinggi sehingga menyebabkan banyaknya genangan air dan tempat tempat menjadi becek dan lembab, hal itu memudahkan bakteri ini cepat dan mudah berkembang. "Jelas dr . Daru Mustikoaji, M. Kes Plt kepala dinas kesehatan Kabupaten Pacitan pada awak media LN. 99 biro Pacitan 05/03/2023.
Sebenarnya adanya gejala perkembangan bakteri leptospirosis sendiri di Kabupaten Pacitan sudah terbilang lama yaitu sejak tahun 2016,sejak itu pula pemerintah sudah melakukan berbagai upaya pencegahan dengan hasil yang sangat memuaskan, bahkan kejadian luar biasa tidak terjadi. Sehingga tanpa disadari oleh semua kalangan, bakteri yang dibawa oleh hama tikus melalui air kencingnya ini kembali merajalela di Kabupaten Pacitan sampai sampai memakan korban meninggal dan ratusan orang terjangkit bakteri liptospirosis ini. "Bakteri ini mudah berkembang ditempat lembab, terlebih saat ini musim penghujan sehingga perkembangan bakteri sangatlah cepat, untuk itu bagi masyarakat kami menghimbau agar meningkatkan PHBS supaya tikus tidak bersarang di sekitar tempat tinggal kita.Leptospirosis disebabkan oleh infeksi bakteti leptospira yang disebarkan oleh urin hewan terutama anjing, hewan pengerat(tikus)dan hewan ternak. Dapat terinfeksi baktrti jika ada luka yang terbuka pada kulit kita.Lebih lebih untuk para petani, apabila punya luka sedikit saja dan bekerja ditempat yang becek itu berpotensi memudahkan masuknya bakteri ini, namun itu juga tergantung daya tahan tubuh masing masing. Bakteri ini akan menunjukan tanda tandanya setelah 7 hari masuk ke tubuh manusia, untuk itu sekali lagi kami berharap kepada masyarakat yang merasakan tanda tanda seperti demam,nyeri otot, nyeri kepala, mata merah, sakit tenggorokan dan mual serasa mau muntah untuk segera periksa ke fasilitas kesehatan yang sudah tersedia sehingga pencegahan secara dini dapat dilakukan.Jangan sampai bakteri ini berkembang di tubuh kita dan sudah menyerang liver dengan menunjukan warna kuning pada tubuh kita baru berobat, itu sangat beresiko terhadap pasien. Petugas kami siap melayani 24 jam nonstop kepada masyarakat Pacitan. Pungkas dr Daru Mustikoaji, M. Kes.
Kasus leptospirosis terjadi bukan hanya di wilayah Kabupaten Pacitan terjadi pula di daerah luar Pacitan, untuk itu dinas kesehatan Kabupaten Pacitan terus berupaya agar meluasnya kasus liptospirosis tidak terjadi. Melalui tenaga dan sarana yang ada OPD ini melakukan sosialisasi dan penyuluhan kesehatan secara terus menerus kepada masyarakat luas. Dan selalu mengkomonikasikan perkembanganya kepada masyarakat dan pemerintah melalui berbagai cara agar hal ini segera bisa diketahui. (Addy.MG)
Wartawan :E.Setyo & Addy.MG)
Editor :Gandul Asmoro