Pacitan - LN. 99.Gempa yang terjadi di sekitar Sukabumi Cianjur juga dirasakan sampai ke Kota Jakarta bermagnitudo (M) 5,6.
Penyebab gempa tersebut BMKG mengungkap akibat dari pergerakan Sesar Cimandiri.
Melihat vidio dan gambar di media sosial terlihat banyak kejadian memprihatinkan, bangunan rusak parah dan korban bagi warga setempat. Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberikan himbauan, tetap waspada dan dikhawatirkan adanya gempa susulan.
Kepala Dinas Kominfo Pacitan Bambang Mahendra menyampaikan belasungkawa serta berdoa kepada warga Cianjur yang menjadi korban bencana alam tersebut. Kejadian ini kembali membuat Indonesia berduka
Hari ini ujian datang lagi mengingatkan betapa kecilnya manusia di bentangan bumi yang kita pijak, dihadapan ALLAH SWT sang maha Kuasa, Maha Pencipta. Doa saya secara pribadi, doa kami atas nama Pemerintah Daerah Kabupaten Pacitan beserta warga masyarakat untuk saudara -saudara kita di daearah Jawa Barat khususon Cianjur, semoga selalu diberikan kekuatan dalam melewati masa sulit ini," doa yang dipanjatkan Kadis Kominfo Pacitan Bambang Mahendra.
Bambang mengingatkan untuk warga masyarakat di Kabupaten Pacitan yang terbagi di 12 Kecamatan, selalu waspada dalam meningkatkan lahiriah dengan mitigasi bencana, kesiap siagaan dalam memelihara kepedulian sosial dan gotong royong serta tidak melupakan ikhtiar batiniah. Selalu berdoa dan berbuat baik dan benar agar terhindar dari balak dan bencana.
" Untuk sosialisasi kami terus melaksanakannya, karena Pacitan merupakan daerah rawan bencana. Sementara bencana bisa datang kapan saja, untuk itu seperti tadi pagi OPD dan TNI Polri gelar acara latihan kesigapan Bencana," kata Bambang.
Lanjut Bambang, perlu diingat Pemkab Pacitan pernah lakukan sosialisasi antisipasi terkait munculnya kemungkinan terjadi potensi tsunami. Hasil riset dari ITB pernah menjelaskan bahwa tinggi tsunami bisa mencapai 20 meter di pantai selatan Jabar dan 12 meter di selatan Jatim dengan tinggi 4,5 meter bila terjadi secara bersamaan.
BPBD pun sudah memberikan sistem 20-20- 20, artinya lebih dari 20 detik pertama bila terjadi gampa dan tsunami segera berlari mencari
Perlindungan dalam 20 menit, dan 20 menit kemudian menuju tempat yang tinggi," pungkasnya.(tim - kontributor-koresponden jabar - Addy. MG)