PACITAN LN.99 – Pengerjaan proyek jalan Nasional yang berada di Kabupaten Pacitan, tepatnya di Desa Tulakan Kecamatan Tulakan dan di wilayah Kecamatan Ngadirojo yang di pekerjakan oleh PT. Restu Cipta Mulya Mandiri mendapat sorotan keras. Pasalnya, pengerjaan proyek diduga menggunakan BBM bersubsidi untuk operasional pembangunan proyek, bukan BBM industri.
Dugaan tersebut menguat karena di lokasi proyek tidak ditemukan tempat untuk menampung BBM industri, melainkan pihak kontraktor mengangkut BBM dari Kecamatan Ngadirojo menggunakan jerigen ke lokasi proyek setiap hari untuk memperlancar operasional sejumlah alat berat maupun kendaraan di lokasi proyek.
Pantauan langsung dari tim media Lintas Nasional. 99 di lokasi proyek, tampak sejumlah alat berat seperti ekskavator sementara beroperasi melakukan kegiatan penggalian tebing jalan menggunakan BBM yang diduga kuat jenis BBM bersubsidi.
“Di lokasi proyek juga terdapat papan nama yang tidak sesuai dengan peraturan yang ada, seperti pemasangan rambu-rambu yang berjarak ±10 meter dari lokasi pengerjaan. padahal itu di tikungan jelas sangat membahayakan pengguna jalan,”terang narasumber yang tidak mau disebut namanya ketika melihat pengerjaan di lokasi.
Di lokasi juga tidak tampak tempat penampungan BBM industri yang harusnya disiapkan pihak Kontraktor, namun ditemukan sejumlah jerigen dengan kapasitas 35 liter yang setiap hari diangkut dari ngadirojo ke lokasi proyek menurut keterangan salah satu pekerja di lokasi.
Salah seorang pengguna jalan, Edy warga Desa Ketro Kecamatan Tulakan yang melintas mengatakan, kegiatan pengerjaan proyek ini sebenarnya berdampak positif nantinya, akan tetapi menurutnys rambu-rambunya itu sangat membahayakan pengguna jalan karena terlalu dekat dengan lokasi, paling tidak sekitar 100 meter kan sudah tahu pengguna jalan yang akan melintas,”tuturnya ketika di konfirmasi, sabtu (16/10/2021).
“Saya sebagai pengguna jalan berharap agar pihak PT. Restu Cipta Mulya Mandiri bisa segera memperbaiki kondisi di lapangan agar pengguna jalan tidak terlalu terganggu dan ketika malam juga tidak membahayakan pengguna jalan karena minimnya penerangan di tikungan ini,”harapnya.
Lebih lanjut, Edy mengatakan bahwa kami konfirmasi kesalah satu pekerja proyek inisal B untuk cor beton satu sak semen 40 kg dengan batu pecah empat ember dan pasir satu molen Punuh di duga cor beton tersebut tidak setadar proyek. sekelas proyek jalan nasional cuman pakei molen,”imbuhnya.
Sementara itu, Imron selaku bagian logistik dari pihak PT. Restu Cipta Mulya Mandiri Gresik ketika di konfirmasi di lapangan juga mengakui bahwa peletakan ‘rambu-rambu’ tersebut memang tidak benar, dan ia juga menuturkan bahwa papan baner tentang kesehatan keselamatan kerja K3 para pekerja juga tidak di pasang,”terangnya.
Saat di konfirmasi tim Lintas Nasional.99 melalui via seluler dengan pihak PT. Restu Mulya Mandiri tidak ada kejalasan dan malah saling lempar jawaban, sedangkan penanggung jawab proyek/ pelaksana PT. Restu Cipta Mulya beralasan masih di luar kota.(Teckiro).